Orang kota pasti jarang melihat seperti ini! Madara dalam gambar Di daerah penulis memang masih jauh dari kata "maju pesat" karena memang memiliki ibukota daerah yang stagnan dan berada di tengah-tengah bumi borneo. Tetapi walaupun demikian, daerah yang masih dikelilingi hutan ini menyimpan kehidupan sosial yang membumi. Inilah yang membuat daerah penulis menjadi begitu asri, damai, tentram, jauh dari hiruk pikuk kota yang begitu kompleks masalahnya. Madara, sebuah desa di pedalaman merupakan salah satu dari banyak desa yang ada di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barito Selatan. Daerah ini masih asri dan dikelilingi hutan belantara. 14 km dari Jalan provinsi yang menghubungkan kota Buntok dengan ibukota Provinsi Kalimantan tengah yaitu Palangka Raya, tetapi akses untuk masuk ke daerah ini seiring dengan perkembangan lumayan baik. Mobil roda empat dengan tinggi body dari ban mobil +/- 40cm sudah bisa masuk ke daerah ini. So, apa saja yang menurut penulis pasti jarang ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Potret Pembangunan Dunia Pariwisata Indonesia
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Berdasarkan laporan
United Nations Development programme (UNDP) tahun 2016, saat ini Indonesia
telah menempati peringkat 110 dari 187 negara dalam urusan pembangunan
manusianya. Jika dilihat dari laporan statistik tersebut, telah terjadi
perubahan signifikan yang terjadi setelah tahun 2014 dimana Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di indonesia setelah tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 44,3
persen. Hal ini diartikan bahwa setelah tahun 2014, respon pemerintah dalam
peningkatan 3 (tiga) dimensi masyarakat di Indonesia, dimana : 1). Umur panjang dan hidup layak, 2).
Pengetahuan, serta 3). Standar hidup layak, bergerak naik dari tahun-tahun
sebelumnya.
Menurut penulis, ada
begitu banyak sisi pembangunan yang telah memberikan pemanfaatan hasil sehingga
mendorong mampu naiknya indeks pembangunan manusia di Indonesia. Akan tetapi
diantara sekian banyak sisi pembangunan tersebut, ada 1 (satu) potret
pembangunan yang masih sangat jauh dari harapan untuk mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Potret tersebut adalah masih minimnya pembangunan di bidang
pariwisata.
Hal ini di akui oleh Menteri
pariwisata Arief Yahya, bahwa pembangunan pariwisata di Indonesia menempati
ranking ke – 130 dari 144 negara. “itulah
penilaian dunia, sangat memalukan” kata Arief Yahya. Jika demikian, potret
pembangunan dibidang pariwisata sangatlah jauh dari keinginan pemerintah bahwa
di tahun 2019, kontribusi dari dunia pariwisata ditargetkan mencapai 15 persen dengan nilai Rp. 275 triliun,
dimana kontribusi terhadap kesempatan kerja mencapai 13 juta orang. (sumber :
Tempo.co )
Sebagai penulis, saya
merasa cukup aneh dengan minimnya pembangunan nilai-nilai dunia kepariwisataan di Indonesia. Padahal jika
dilihat dari luas pulaunya, pulau Kalimantan saja (daerah penulis) lebih luas
dari wilayah negara Malaysia. Perbandingan geografis ini saja membuktikan kalau
negara kita adalah gemuk dengan potensi pariwisata, potensi laut, dan keragaman
penduduk yang dipenuhi aneka seni budaya nusantara.
Bila di analogikan,
indonesia merupakan keluarga kaya raya yang bisa dijadikan sebagai subyek iri
oleh negara-negara di dunia. Akan tetapi yang justru terjadi malah sebaliknya,
ada jutaan wisatawan Indonesia yang berwisata ke negeri Jiran tersebut. Sementara
arus wisatawan dari Malaysia ke Indonesia justru lebih kecil.
Dalam benak penulis
yang menjadi pertanyaan adalah apakah ini menjadi salah satu kriteria indeks
bahwa kesejahteraan warga Indonesia lebih tinggi dari warga Malaysia atau kah daya
tarik wisata negeri Jiran tersebut lebih jauh memikat?
Jika kita sepakat
bahwa indeks kesejahteraan warga Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, lalu
mengapa dalam dunia wisata kita harus pergi menghabiskan dana untuk berwisata
ke negeri tetangga yang potensi kekayaannya tidak melebihi dari satu pulau saja
yaitu pulau Kalimantan?
Menurut penulis, saat
ini kita terjebak dalam paradigma yang salah yaitu bahwa sektor pariwisata
selalu identik dengan kesempurnaan jaringan infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, listrik dan perhotelan, sehingga begitu terpaku pada satu unsur yaitu bahwa para wisatawan hanya akan mengunjungi daerah tujuan wisata yang
memiliki standar seperti di negara mereka. Walaupun mungkin ini ada benarnya
juga, akan tetapi inilah potret pembangunan dunia kepariwisataan di Indonesia.
HARAPAN DAN SOLUSI
Lirik Kiri Kanan Blog
Dari paradigma tersebut, penulis beranggapan bahwa tidak semua wisatawan memiliki hobby yang sama. Saat ini
ada begitu banyak wisatawan yang suka berpetualang, dimana mereka mau
memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh masyarakat setempat atau lokal.
Inilah yang seharusnya menjadi peluang terbesar bagi negara kita yaitu
mengembangkan dunia pariwisata berbasis alam dan budaya (nature dan culture).
Lirik Kiri Kanan Blog
Saat ini dari kacamata
penulis, pemerintah masih terlalu banyak mengedepankan konsep pembangunan di
bidang fasilitas fisik dari objek wisata yang ada, bukannya mengedepankan
konsep pembangunan melalui perencanaan yang komprehensip. Karena jika kemudian
suatu saat di sandingkan, maka hal ini dapat menjadi preseden yang buruk yang
bisa menghilangkan keunikan dan kelangkaan yang bisa menjadi nilai jual yang
tinggi dalam dunia kepariwisataan. Karena itulah, konsep pembangunan dunia kepariwisataan yang komprehensip mutlak diperlukan agar Indonesia menjadi khasanah daerah wisata yang berbudaya dan alami.
Beban besar bagi para blogger saat ini adalah mengembangkan blognya dengan menghadirkan berbagai macam tulisan / artikel untuk menarik para pembaca atau pengguna internet mampir dan membaca tulisan-tulisannya. Karena setiap artikel yang di update akan terasa mubazir kalau tidak ada satupun yang mengomentari sebagai tanda respon terhadap tulisan yang ia buat. Karena itulah maka kegiatan blogwalking menjadi salah satu tumpuan para blogger untuk meningkatkan gairah dalam menulis. Dengan menerapkan pola Come To You, Come To Me atau dalam istilah di kampung saya bahasa inggris tersebut berarti proses pemotongan kayu / balok / papan menggunakan gergaji besar yang di kedua ujungnya terdapat tangkai pegangan. (biasa bro, istilah kampung memang rada aneh hehehe..). Ternyata , metode tersebut sangatlah manjur adanya. Betull!!
Mungkin aneh terdengar kata atau kalimat ini "Bisi Kurik". Akan tetapi jika diperjelas makna dari arti kata tersebut, pastilah semua orang akan tahu. Ketika anda dan pasangan anda ingin meningkatkan jenjang dari masa pacaran kearah yang lebih serius atau menjalin hubungan kearah pernikahan, maka satu hal yang pasti akan di lalui yaitu proses yang dikenal oleh suku dayak maanyan dengan sebutan Bisi Kurik.
Beberapa bulan yang telah lewat, saya menuliskan secara singkat tentang bahasa suku dayak maanyan . Suku Dayak adalah penduduk pribumi asli yang mendiami bagian-bagian di daerah pulau kalimantan serta memiliki beraneka ragam bahasa yang sangat jauh berbeda baik dari kalimat, pengucapan, dan arti. Kalimat bisa pula sama namun memiliki arti yang berbeda. Misalnya salah satu nama hewan, dalam bahasa taboyan, ayam betina di sebut piyak, sementara dalam bahasa dayak maanyan, piyak adalah anak ayam, sementara ayam betina di sebut pau'nan.
Komentar
Posting Komentar