KALAHIEN. Zaman boleh berganti, tapi adat budaya tetap dilestarikan.

Kalahien adalah salah satu desa yang terletak di pinggiran sungai Barito. Sejak 2009 yang lalu di sisi akses jalan menuju desa Kalahien ini terdapat jembatan yang menghubungkan jalan menuju ibukota provinsi Kalimantan Tengah yang diberi nama Jembatan Kalahien.


Jembatan Kalahien

Sejak jembatan kalahien berdiri, akses jalan dalam desa yang bentuknya memanjang mengikuti alur sungai barito ini pada awalnya hanya tanah / jalan setapak, tetapi karena sudah terbukanya ketersiolasian, jalan dalam desa sudah menggunakan cor beton walaupun pada pertengahan tahun 2013 yang lalu sebagian jalannya kembali rusak setelah terendam banjir setinggi lutut anak-anak.
Jalan Cor beton

Banjir di desa kalahien

Banjir, sekolah tetap jalan
Fakta menarik yang patut menjadi contoh bagi masyarakat lain adalah walaupun saat ini desa kalahien sudah lebih maju, akan tetapi masyarakat dayak yang berdiam didalamnya masih erat menjaga kelestarian budaya adat istiadatnya. Budaya turun temurun yang tidak pernah ditinggalkan tersebut adalah ritual adat yang diberi nama Makan Tane Ranu.

Ritual adat Makan Tane Ranu merupakan bentuk tradisi suku dayak dalam menghormati nenek moyangnya dengan memberi sesajen bagi mahluk halus sebagai penjaga wilayah hutan dan air yang ada di sepanjang desa kalahien.

memberi sesajen bagi roh halus
Selain itu, desa kalahien juga memiliki benda-benda pusaka leluhur dayak bawo yang terdapat didalam rumah adat yang saat ini telah di renovasi menggunakan cor beton. Rumah ini disebut Lewu Pangantuhu. Pusaka yang tertanam dibawah tanah Lewu Pangantuhu berupa Mandau, tombak, perisai dan barang-barang berharga milik Damung Rajun.
Kalahien Village

Itulah sekilas tentang Desa Kalahien yang dapat saya bagikan kepada anda.







Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama