Madara dan Sosial Masyarakatnya

Gambar
Orang kota pasti jarang melihat seperti ini! Madara dalam gambar Di daerah penulis memang masih jauh dari kata "maju pesat" karena memang memiliki ibukota daerah yang stagnan dan berada di tengah-tengah bumi borneo. Tetapi walaupun demikian, daerah yang masih dikelilingi hutan ini menyimpan kehidupan sosial yang membumi. Inilah yang membuat daerah penulis menjadi begitu asri, damai, tentram, jauh dari hiruk pikuk kota yang begitu kompleks masalahnya. Madara, sebuah desa di pedalaman merupakan salah satu dari banyak desa yang ada di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barito Selatan. Daerah ini masih asri dan dikelilingi hutan belantara. 14 km dari Jalan provinsi yang menghubungkan kota Buntok dengan ibukota Provinsi Kalimantan tengah yaitu Palangka Raya, tetapi akses untuk masuk ke daerah ini seiring dengan perkembangan lumayan baik. Mobil roda empat dengan tinggi body dari ban mobil +/- 40cm sudah bisa masuk ke daerah ini. So, apa saja yang menurut penulis pasti jarang ...

Mau bertanya Nggak Sesat di Jalan Part 2 Tag #AskBNI

Mau bertanya Nggak Sesat di Jalan Part 2 Tag #AskBNI. Judulnya bisa dibuat demikian karena ada tulisan awal saya di blog ini yang bisa anda baca kembali dengan judul Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan. Cerita ini terulang kembali waktu ada orang mengantar Undangan Pernikahan kerumah. Mengapa saya katakan ceritanya terulang kembali? Ini pengalaman beberapa tahun yang lalu dimana saya juga pernah mengantarkan undangan titipan keluarga khusus untuk dibagikan di kampung saya.

Mau tau ceritanya seperti apa ? Yuk..kita simak sama-sama
Karena ceritanya cukup lama, jadi saya lupa tahun berapa kejadiannya. Waktu itu saya diberi mandat oleh kerabat saya untuk mengantarkan undangan pernikahan putrinya (sepupu saya). Dari sekian banyak undangan yang diantar, saya memiliki seorang teman / kenalan yang akrab di panggil Ake. Saya cukup kenal bahkan sering kerumahnya yang berada di gang Pandai Besi (salah satu Jalan / Gang yang terletak di Jalan Buntok - Palangkaraya).
Pada waktu itu ada satu undangan yang harus saya antar juga kerumah orang yang bernama Tamarzam. Setelah bertanya dengan tetangga saya dimana rumah orang yang bernama Tamarzam, ia katakan di Gang Pandai Besi. Tanya aja ke orang-orang disana katanya. Saya jawab Oke kalau begitu. Kebetulan di sana ada si Ake, saya bisa tanyakan kepada dia fikir ku.

Geber motor lumayan cepat, akhirnya saya tiba di gang Pandai Besi. Kebetulan waktu itu teman saya yang bernama Ake ada di depan rumah salah satu tetangganya sambil berbicara dengan tetangganya tersebut. Langsung saja saya singgah lalu bertanya 
Saya : "Mas, permisi mengganggu. saya nanya sebentar ya. Rumahnya Pak Tamarzam dimana ya ?".
Lalu Ake pun sambil tersenyum dan menjawab : "Emangnya ada apa?". 
Kemudian ku jawab : "Ini, saya mau mengantarkan undangan pernikahan sepupu saya".
Ake pun lalu menjawab : " Oh, itu rumahnya pak Tamarzam, yang atap rumahnya warna biru!". Sambil menunjuk kearah rumah yang saya ketahui sebagai rumahnya.
Akupun sambil malu-malu dan berkata : "ya ampun...Tamarzam itu nama kamu ya Ke ? koq jauh banget nama panggilan ama nama aslinya! "

Itulah cerita masa lalu yang sebenarnya bikin malu untuk diceritakan. Tetapi saat BNI meminta untuk menceritakan kejadian-kejadian yang bertemakan Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan, ; akhirnya saya harus buka-bukaan soal cerita masa lampau agar lebih baik bertanya walaupun bikin malu dari pada tidak sama sekali yang justru membuat kita tersesat!.

Kembali lagi, sukses selalu untuk BNI melalui twitter #AskBNI yang selalu memberikan informasi kepada para nasabahnya sehingga BNI selalu di cintai oleh masyarakat sebagai nasabahnya.

Tag :  Mau bertanya Nggak Sesat di Jalan #AskBNI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ma'anyan

Apa itu Bisi Kurik?

Suku Dayak - Angka dalam bahasa Maanyan