Madara dan Sosial Masyarakatnya

Gambar
Orang kota pasti jarang melihat seperti ini! Madara dalam gambar Di daerah penulis memang masih jauh dari kata "maju pesat" karena memang memiliki ibukota daerah yang stagnan dan berada di tengah-tengah bumi borneo. Tetapi walaupun demikian, daerah yang masih dikelilingi hutan ini menyimpan kehidupan sosial yang membumi. Inilah yang membuat daerah penulis menjadi begitu asri, damai, tentram, jauh dari hiruk pikuk kota yang begitu kompleks masalahnya. Madara, sebuah desa di pedalaman merupakan salah satu dari banyak desa yang ada di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Barito Selatan. Daerah ini masih asri dan dikelilingi hutan belantara. 14 km dari Jalan provinsi yang menghubungkan kota Buntok dengan ibukota Provinsi Kalimantan tengah yaitu Palangka Raya, tetapi akses untuk masuk ke daerah ini seiring dengan perkembangan lumayan baik. Mobil roda empat dengan tinggi body dari ban mobil +/- 40cm sudah bisa masuk ke daerah ini. So, apa saja yang menurut penulis pasti jarang ...

Erupsi Gunung Kelud - Antara Pengabdian Sejati / Minta Balas Jasa

Catatan Hari Minggu;

Hari ini saya jalan-jalan ke beberapa media online untuk sekedar membaca berita khususnya yang berkaitan dengan musibah erupsi gunung kelud. Miris juga hati ketika melihat di beberapa media yang saya kunjungi ada gambar tentang bantuan (makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya) dari para calon legislatif yang menempelkan gambar / kartu nama pada bungkus / kotak bantuan pribadinya tersebut.

Walaupun tidak ada aturan yang dilanggar, akan tetapi secara etika dan moral bantuan yang diberikan bagi mereka yang terkena musibah terkesan di paksakan karena ada embel-embel di balik semuanya itu. Cara-cara politis seperti ini menggambarkan bahwa seorang calon wakil rakyat ingin meminta balas jasa atas pemberian bantuan tersebut. Bila di terjemahkan, para warga yang terkena musibah erupsi gunung kelud ini diharuskan untuk membayar segala bantuan yang ia berikan dengan cara memilih mereka pada pemilu legislatif nanti.

Benarkah ini merupakan pengabdian sejati dan tulus dari seorang politikus kepada rakyatnya?
Satu hal yang bisa diambil dari situasi seperti ini adalah minimnya kualitas rekruitmen para calon-calon legislatif oleh partai politik yang ada di Indonesia. Proses rekruitmen yang hanya menilai calonnya dari sisi di kenal dan mengenal saja (dapat dibaca pada tulisan Saatnya Menilai Calon Wakil Rakyat) menjadi citra betapa buruknya mekanisme rekruitmen kader dari partai politik di Indonesia saat ini.

Melalui tulisan ini selaku salah satu warga masyarakat Indonesia pengguna blogger.com, saya sangat mengharapkan kepada para petinggi sebuah partai politik agar jangan hanya karena ingin berkuasa atau menjadi penguasa di negeri ini lalu mengesampingkan nilai-nilai patriotisme dalam proses rekruitmen kader-kadernya. Rakyat Indonesia saat ini menginginkan seorang politikus sejati yang benar-benar bekerja tanpa harus meminta imbalan atas jasanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ma'anyan

Apa itu Bisi Kurik?

Suku Dayak - Angka dalam bahasa Maanyan