Pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta telah usai. Walaupun perhitungan suara hanya sebatas Quick Count sampai saat ini, namun menurut beberapa lembaga survey yang ada, semuanya memenangkan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI lima tahun mendatang.
Foke-Nara sebagai Calon incumbent yang didukung oleh Koalisi partai besar macam Demokrat, Golkar, PKS dan PPP ternyata tidak mampu memenangkan pasangan incumbent ini. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya Partai Politik besar dan berkuasa tidak berpengaruh sama sekali terhadap hasil akhir. karena rakyatlah yang menentukan.
Dari hasil Pemilukada Gubernur DKI Jakarta ini, dapat diambil kesimpulan buat dibagikan kepada para elit politik yang bernaung dibawah berbagai macam bendera partai, yaitu sebagai berikut :
- Bahwa mesin politik tidak akan pernah berfungsi baik tanpa adanya rakyat. Inilah pelajaran berharga yang patut dicermati oleh para penguasa negeri ini agar jangan coba-coba membohongi, membodohi rakyat dengan janji-janji yang tidak dipertanggungjawabkan.
- Pencitraan. Rakyat saat ini tidak perlu tahu dari Perahu Politik mana si calon, tetapi melihat dari sisi citra si Calon itu sendiri. Inilah yang paling menentukan. Sehingga pelajaran yang perlu dipetik oleh partai politik adalah ciptakan citra yang baik di mata rakyat. kemampuan, kualitas dan pro rakyat, itulah yang perlu ditonjolkan oleh segenap kader-kader suatu Partai Politik.
- Rakyat Indonesia tidak lagi buta dan bodoh. Rakyat Indonesia tidak lagi mau suaranya dibeli hanya dengan uang seribu, sepuluh atau bahkan seratus ribu lagi. Rakyat ingin memberikan suaranya kepada yang mampu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk selama-lamanya.
- Jangan harap dengan menggunakan tameng Agama, Suku, Warna Kulit, Bentuk Wajah, anda bisa menarik simpati rakyat, karena negara ini adalah negara yang menjunjung tinggi pluralisme. Rakyat hanya akan memandang kepada mereka yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan negaranya tanpa membedakan unsur-unsur lain.
dan terakhir, Pligub DKI Jakarta kemarin adalah merupakan Barometer dan pembelajaran bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia (termasuk Kalimantan khususnya di bagian Tengah), bahwa jangan lagi mementingkan kepentingan kelompoknya saja serta menghianati suara rakyat yang sudah diberikan secara ikhlas jika ingin tetap bertahan dan berkuasa. Jadilah pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Karena kepercayaan rakyatlah yang membuat anda menjadi memimpin negeri ini.
Sepakat dengan tulisan gue yang serba pas-pasan ini?
barometer politik di indonesia?
BalasHapusmay be.... yang pasti rakyat sekarang sudah lebih cerdas menentukan sikap.
betul kawan!
Hapusrakyat cerdas menentukan pilihan, tidak lagi melihat partai tapi melihat figur calon yang ditawarkan. dukungan partai besar dan banyak partai tidak menjamin suksesnya seorang calon, ini terbukti di pemilukada Cilacap. Tapi bersyukurlah, sepertinya para politikus sekarang sudah menjadi lebih dewasa
Hapusdan rakyat juga makin pinter, cerdas dan berbobot hehehe..
Hapuskalo saya lihat, pilgub DKI sekarang bukan karena melihat partai sob, lebih ke arah figur alias sosok, mungkin prediksi barometer nasional bisa ya bisa juga tidak....
BalasHapusbetul sekali kawan. tapi mudah2an tebakan gue gak meleset tentang prediksi barometer pilgub DKI ini.
HapusRakyat udah pinter. Dukungan dari partai besar bukan jaminan menang.
BalasHapusya begitulah!
Hapushidup jokowi aja deh
BalasHapushidup Fanny aza deh! hehehe..
Hapussetuju bang, rakyat kini sudah pintar-pintar tak bisa dibohong-bohongi lagi
BalasHapusdan para bloggernya juga makin maju hehehe..
Hapussekarang rakyat g buth janji,tapi butuh bukti....?
BalasHapusbotol eehh betul bro!
HapusDouble SEPAKAT kawan ...
BalasHapusNegara ini menjunjung tinggi pluralisme. Rakyat TIDAK MELIHAT SARA tetapi rakyat MELIHAT KINERJA ...
Salute untuk mas Jokowi - Ahok ...
Btw, ada pengamat politik baru nih di blogger. Hehehehe ... Pindah profesi sekarang mas? :D
kan blogger bersifat umum sob. jadi kemana aza kita pengen nulis gak ada yg protes kan. lain ama blog khusus kayak tips, trik gitu. hehehehe...
HapusMakanya ayo kita sebarkan slogan "Ambil duitnya jangan pili orangnya"
BalasHapusteruskan semboyannya sob hehehee...!
Hapusbhahaha
Hapuskenapa loe sak? keselek?..ehehe
Hapusfoke nie bakalan malu luar biasa ya. tapi kita liat reaksinya nanti, nerima atau menggugat dia. ehm, rakyat benar benar sudah bosan degan sandiwara politik partai partai besar. coba kalau sby liat ini, mungkin dia juga malu sebagai presiden ternyata ada yang lebih dekat dengan rakyat
BalasHapusbetul sob. ketika mo minta dukungan, para politikus kita manis dan sangat akrab banget dgn rakyat. ketika udah terpilih, duduk manis diruang ber AC, dapet tips dan gaji gede. liat'in keadaan rakyatnya??? entar,.... nunggu pemilihan lagi!. hehehee
HapusPosting Komentar